Jumat, 29 Mei 2015



April - Mei

Bimbang, bingung, resah, dan gelisah saat ini yang hanya bisa aku rasakan. Keputusasaan yang sering kualami saat mengalami kesulitan dalam belajar. Aku kurang percaya diri dengan persiapanku ini, rasanya memang ada yang kurang. Namun aku selalu mencoba mencari kekurangan ini. Tapi malah munculah ketakutan pada diriku, ketakutan akan kegagalan, ketakutan akan salah dalam mengerjakan nantinya, ketakutan dalam segala hal. Entahah aku harus bagaimana lagi.
Aku mencoba merenungkan diri disuatu pagi, mencoba mencari kelemahanku dalam situasi ini.
Mungkin memang aku kurang bersemangat belajar, atau aku kurang berdoa dan mungkin aku kurang bersungguh-sungguh dalam belajar. Yaaaah, dengan perlahan aku akan mengerti apa ini.
Banyak yang bilang kalo aku ini anak yang punya kepercayadirian tinggi, termasuk para guru.
Mereka yang telah membimbingku selama ini, dan semua guru itu tidak ada yang tidak mengenalku. Aku memang sempat tenar di SMP karena kepercayadirianku dan segala prestasi yang telah aku capai selama bersekolah disana.
Bahkan aku sampai sekarang tetap dikenal sebagai siswa yang mempunyai volume suara paling keras. Yaaaa, itulah aku. Memang banyak keunikan yang aku punya. Tapi tetap saja aku kurang pede dengan yang akan aku hadapi detik-detik ini.
“Mei, kamu pasti bisa!” sepucuk semangat  yang seorang berikan kepadaku. Seorang yang aku anggap berharga dalam hidupku. Seseorang yang mendampingiku belajar selama tiga tahun lamanya. Dia sudah aku anggap sebagai ibuku sendiri. Semua itu karena kasih sayang yang selalu ia berikan kepadaku berbeda dengan yang lain. Dia juga sering mendampingiku saat aku lomba mewakili sekolah.
Dengan ucapan yang beliau berikan tersebut, kepercayaan diriku seakan bertambah. Kini aku yakin aku pasti bisa. “Kejujuran lah yang terpenting dari pada keberhasilan” kata ini yang aku jadikan pedoman saat melakukan apa saja termasuk menghadapi ujian mendatang.
Persiapan dan perjuangan yang aku lakukan sebelum ujian tiba sangat lah banyak, termasuk melawan penyakit yang aku derita selama itu.
Jauh hari sebelum mendekati ujian, rambutku sudah banyak yang patah sampai saat didalam kelas aku harus memakai topi karena malu dengan kepalaku yang setengah hampir botak.
Tapi semua itu tak akan menjadi patah semangatku dalam belajar. Aku percaya” Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk semua umatnya.”
Walaupun aku anak yang sakit-sakitan tapi aku tetap bisa jadi yang nomer satu disekolah, itu pertanda bahwa Tuhan Maha Adil, Tuhan Maha Penyayang.
Aku berjuang mati-matian untuk mencapai keberhasilanku. Aku kursus bahasa inggris, fisika, matematika ditempat yang berbeda-beda. Kadang aku belajar kelompok bersama teman-teman, dan aku lah yang biasanya membimbing mereka. Aku hanya ingin mewujudkan separuh dari cita-citaku.
Ujian nasional sudah semakin dekat, persiapanku juga akan aku maksimalkan lebih lagi. Aku tak ingin sampai nilai ujianku mendapat nilai yang jelek. Jika sampai nilai ujianku jelek maka aku tidak bisa masuk kesekolah yang aku inginkan dan aku juga akan membuat kedua orangtuaku kecewa.
Aku ingin membuat kedua orangtuaku bangga dengan hasil yang akan aku dapatkan. Aku sayang mereka melibihi apapun. Aku akan membuat mereka bangga, aku sudah berjanji kepada diriku sendiri. Dukungan serta doa yang selalu mereka panjatkan untukku, aku akan selalu bertrimakasih kepada mereka. Tanpa lelah mereka berkerja keras demi anak-anaknya untuk keberhasilan anak-anaknya. Dengan doa orangtuaku panjatkan tak lupa aku juga akan senantiasa berdoa untuk mereka dan untuk keberhasilanku.
Dukungan tak hanya dating dari orangtua dan guru-guruku, tapi dukungan itu juga datang dari orang yang sangat istimewa. Dia selalu mendukung setiap aktivitas yang aku lakukan, tapi disisi lain dia juga sedang sibuk mengurus dirinya sendiri dalam dunia yang sedang ia tekuni yaitu dalam dunia olahraga sepak bola. Dia sosok atlit yang istimewa yang pernah ada dalam hidupku. Dia adalah sosok yang penuh dengan kejutan-kejutan indah. Dia selalu ada setiap aku membutuhkannya. Dia selalu dating secara tiba-tiba, yaaah begitu lah dia.
Demi kebaikanku aku akan fokus ke ujian nasionalku dan sejenak tidak memikirkan dia dulu, dia pun juga mengerti akan hal itu. Aku sangat bertrimakasih akan hal ini.
Satu minggu sebelum ujian nasional, aku hanya fokus untuk belajar dan belajar, berdoa dan berdoa. Jadwalku padat hanya untuk dua hal itu. Waktuku untuk dirumah juga sangat terbatas, waktu satu minggu yang tersisa ini aku gunakan untuk memantapkan segala materi ujian nasional bersama teman-teman dan guru pembimbing. Soal-soal yang aku kerjakan sudah jarang mengalami kesulitan lagi apalagi dalam bidang matematika dan bahasa inggris yang sangat aku gemari, yang masih aku ragukan yaitu materi biologi.  Yaaahh, semoga saja aku bisa menyelesaikan soal biologi di ujian nasional nanti. Apalagi ujian nasional tahun ini adalah pertama diadakannya ujian nasional dengan dua puluh paket, dimana dalam satu kelas setiap siswa mempunyai soal yang berbeda-beda, dan dengan nomer absenku yang tiga puluh ini aku mendapatkan paket soal nomer sepuluh. Yaaahh, kunci di ujian nasional tahun ini bagiku adalah kejujuran.
Dua hari sebelum ujian nasional berlangsung aku hanya bersantai dirumah, dan aku sengaja tidak belajar sama sekali karena aku tidak ingin stres. Aku ingin bersantai selagi aku bisa. Aku sudah yakin dengan bekal yang telah aku kumpulkan selama tiga tahun ini dan semoga aku akan berhasil (amin).
Jadwal ujian nasional hari pertama adalah bahasa indonesia, hari kedua matematika, hari ketiga bahasa inggris, dan hari terakhir adalah mata pelajaran ipa yaitu fisika dan biologi.
Jujur aku kurang senang dengan mata pelajaran ipa, tapi aku juga tidak mengerti kenapa aku dulu selalu ditunjuk mewakili olimpiade fisika dan mipa. Aku lebih suka ke matematika tapi aku tidak pernah ditunjuk untuk mewakili olimpiade matematika, pernahnya cuma satu kali saja. Aku juga sering mewakili kelombaan dan olimpiade bahasa inggris. Semoga dengan penggalamanku selama ini aku sudah biasa menghadapi keempat mata pelajaran ujian nasional tersebut (amin).
Besok adalah hari ujian nasionalnya. Hari ini aku hanya fokus ke bahasa indonesia dan berdoa. Tapi kali ini aku hanya belajar biasa, aku akan pasrahkan semua kepada Tuhan.
Hari pertama ujian nasional rasanya deg-deg an tapi cuma sementara karena aku sudah ahli dalam menghadapi rasa deg-deg an. Alhamdulillah aku lancar dalam menghadapi ujian hari ini, semoga Tuhan berikan yang terbaik.
Hari kedua ujian nasional sudah tidak muncul rasa deg-deg an itu, dan insyallah saya mempunyai rasa kepercayaan diri yang tinggi dalam ujian nasional ini.
Hari ketiga sudah sangat biasa, seperti ujian biasa. Kunci utamanya yaitu kejujuran.
Hari terakhir adalah hari yang paling melegakan buatku, karena selam empat hari ini ujianku berjalan dengan lancar tanpa halangan suatu apapun. Alhamdulillah, trimakasih Tuhan.
Sekarang hanya tinggal menunggu hasil itu dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat dan akan melanjutkan ke sekolah yang aku inginkan.
Hmmmmm, nampaknya tak sampai disini saja perjuanganku.
Hari sebelum pengumuman hasil ujian nasional aku harus berjuang melawan sakitku dirumah sakit tempat aku dilahirkan. Disana aku bertekat sekali untuk sembuh karena aku sudah diberi tanggung jawab kepada guruku untuk mengisi acara dalam pelepasan. Aku harus berpidato, bermain drama, bermain band, dan jadi tim paduan suara. Yaaahh, tugasku kali ini sangat berat, apalagi dengan kondisiku yang sekarang seperti ini. Berhari-hari meninggalkan teman-teman latian sendirian, sampai-sampai mereka bersama guruku menjengukku dirumah sakit.
Empat hari aku telah dirawat disini, dan saatnya aku untuk pulang mempersiapkan semua tanggung jawabku.
Dipagi hari setelah aku pulang dari rumah sakit, setelah aku bangun dri tempat tidur aku sudah dikejutkan oleh seseorang yang sangat istimewa dihidupku. Dia menunggu aku bangun tidur dan membawakan sebuah kado yang sangat besar, aku tak tahu kado untuk apa yang ia bawa itu. Ternyata hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku sangat terharu atas apa yang telah dia lakukan pagi itu. Aku tak kan melupakan pagi itu, pagi di akhir bulan Mei yang sangat indah.

by: Meidina Amelia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar